Pengertian dan definisi Suksesi menurut Barbour dkk. (1980), menyebutkan bahwa suksesi merupakan suatu perubahan komposisi jenis tumbuhan yang kumulatif dan searah dan terjadi pada suatu wilayah tertentu. Pengertian suksesi seperti itu segera dinyatakan memenuhi syarat bila dikaitkan dengan batas waktu, karena bisa jadi perubahan jenis tumbuhan terjadi secara musiman sepanjang tahun. Contoh: suatu padang rumput mungkin pada musim tertentu (musim semi) didominasi oleh jenis herba Dikotiledon (kelompok jenis tumbuhan dengan biji berkeping dua), kemudian pada akhir musim kering mungkin jenis tumbuhan rumput tinggi (kelompok tumbuhan Monokotil) menggantikan posisinya sebagai jenis yang dominan.
Pengertian suksesi vegetasi dimulai dari pendapat Clements (1916, dikutip oleh Park, 1980), yang menunjukkan perkembangan vegetasi sebagai suatu urutan yang teratur dan dapat diprediksi/diduga yang terjadi sepanjang alur perkembangan yang terbatas menuju pada situasi akhir yang dapat diduga.
Sawah yang dibiarkan akan ditumbuhi rumput. Jika dibiarkan terus beberapa tahun kemudian akan ditumbuhi semak belukar. Jika terus dibiarkan, misalnya hingga 75-150 tahun kemudian mungkin sudah menjadi hutan yang lebat.
Komunitas dari waktu ke waktu mengalami pergantian. Dalam contoh di atas, mula-mula sawah didominasi komunitas rerumputan, kemudian didominasi komunitas tumbuhan perdu dan akhirnya didominasi oleh didominasi komunitas tumbuhan kayu. Pergantian dominasi itu dikenal sebagai suksesi ekologik.
Suksesi ekologik yang terjadi di alam dapat dimulai ketika permukaan bumi berwujud bebatuan. Misalnya karena letusan gunung, permukaan suatu daerah ditutupi batu-batu gunung. Tidak ada makhluk hidup dijumpai di atasnya. Beberapa tahun kemudian muncul ganggang biru dan lumut kerak yang hidup menempel pada batu yang lembap. Ganggang biru dan lumut kerak disebut sebagai tumbuhan perintis (pioner), karena tumbuh tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan pertama yang dapat hidup di lingkungan berbatu. Hasil pelapukan oleh ganggang biru dan lumut membentuk tanah, yang memungkinkan tumbuhan paku hidup di situ. Dalam waktu bertahun-tahun kemudian, karena adanya biji tumbuhan yang dibawa burung jatuh di tempat itu, muncullah tumbuhan semak dan akhirnya menjadi hutan. Di negara kita, proses dari batuan hingga menjadi hutan belantara memerlukan waktu 100-150 tahun. Di negara beriklim sedang, waktunya mencapai 500 tahun atau lebih.
Suksesi ekologik seperti diuraikan tersebut terus berlangsung hingga mencapai suatu keadaan seimbang, yang disebut dengan istilah komunitas klimaks (atau klimaks saja). Jika terjadi klimaks, suksesi ekologi terhenti. Ini bukan berarti proses pemanfaatan energi juga berhenti. Proses pemanfaatan energi terus berlanjut. Hanya saja, terjadi keseimbangan antara energi yang disimpan dan energi yang digunakan. Terjadi keseimbangan antara berbagai komponen penyusun ekosistem itu. Ini dikenal sebagai keseimbangan ekosistem. Jadi dalam klimaks, terjadi keseimbangan ekosistem (ada pula yang menyebutnya keseimbangan lingkungan).
Klimaks dan keseimbangan ekosistem tidak diam (statis), melainkan berproses (dinamis). Jika hutan klimaks mendapat gangguan, misalnya saatu pohon tumbaang karenaa penyakit, maka akan diganti dengan pohon baru yang tumbuh menggantikaan pohon yang tumbang. Dikatakan ekosistem memiliki daya pulih kembali, yang dikenal sebagai daya lenting lingkungan. Kerusakan yang melebihi batas, misal penebangan hutan yang dilakukan terus-menerus, menyebabkan ekosistem tersebut sulit untuk kembali ke kondisi semula dalam waktu yang singkat, serta terjadi dampak yang merugikan. Dikatakan bahwa keseimbangan alam terganggu dan daya lenting ekosistem telah terganggu.
Macam suksesi ditinjau dari asal terjadinya, suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar